PDAM Bandarmasih kota Banjarmasin dalam beberapa hari terakhir mengalami krisis air baku. Hal itu disebabkan sungai martapura yang merupakan sebagai sumber utama air baku telah terintrusi air laut.
Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bandarmasih, kota Banjarmasin Muslih, kepada RRI menjelaskan, kadar garam yang ideal untuk diolah menjadi air bersih sekitar 250 miligram per liter, kini sudah mencapai hampir 5000 miligram per liter.
“Sungai Martapura kini sudah sangat asin, terpaksa intek sungai bilu kita matikan. Sudah lebih dari 10 jam tidak kita fungsikan. Mau gimana lagi, kalau itu tidak dilakukan justru akan berbahaya kalau di konsumsi,” jelas Muslih.
Ditambahkannya, pihak manajemen terpaksa menuntup beberapa boster air bersih yang menyuplai air kepelanggan. Sehingga berdampak beberapa wilayah di Banjarmasin secara bergiliran tidak bisa secara maksimal mendapatkan suplay air bersih.
“Masyarakat yang merasakan dampak langsung akibat tidak di fungsikannya inteks sungai bilu adalah mereka yang berdomisili di wilayah kecamatan Banjarmasin Barat dan Utara," katanya.
Ia menghimbau agar masyarakat dapat menghemat penggunaan air bersih mengingat saat ini belum memasuki puncak dari musim kemarau. Sebab diprediksi pada puncak kemarau nanti, dampak lebih besar akan terjadi terhadap ketersdiaan sumber air baku di Banjarmasin Kalimantan Selatan.